• Sab. Nov 15th, 2025

Bogor.swaradesaku.com. Seorang Wartawan diduga menjadi korban pengeroyokan dan hampir dipukul oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Bogor. Pengeroyokan ini setelah terjadi adu mulut antara G, Ketua LSM Lembaga Kemitraan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat (LKPPM) dengan D ajudan Kepala Bidang (Kabid) Irigasi Dinas PUPR, pada Rabu (12/11/2025).

Kejadian berawal saat G melakukan konfirmasi kepada Kabid Irigasi terkait proyek yang menjadi bidangnya.

Namun, pembicaraan tersebut terhenti oleh kehadiran D. Ajudan ini memanggil Kabid Irigasi dengan berkali-kali seolah-olah tidak senang dengan pertemuan mereka yang kemudian memicu kekesalan G.PJ berusaha meredakan pertikaian ini justru menjadi sasaran dugaan pengeroyokan.

Dalam insiden tersebut, PJ mengalami luka di leher akibat dicekik oleh H, Pegawai Pengawas di Dinas PUPR.PJ juga mengaku hampir dipukul oleh Kepala Dinas PUPR saat keributan berlangsung.

“Kita dipanggil keruangan, kirain saya Kadis mau menyelesaikan persoalan ini, eh dia malah marah-marah ke saya sambil nunjuk-nunjuk dan mendatangi saya, karena saya lawan dia mundur lagi, kalau saya enggak lawan saya pasti sudah dipukulnya,” ungkap PJ.

PJ pun menyesalkan sikap Kadis PUPR yang seharusnya sebagai seorang pimpinan di Dinas tersebut bisa menyelesaikan persoalan ini dengan bijak bukan malah menyudutkan sebelah pihak.”Itu Kadis benar-benar angkuh dan arogan menurut saya, bukannya bijak menengahi, tapi justru secara tidak langsung ikut menyudutkan saya, membela bawahannya yang salah, jelas hampir sama sajalah menurut saya, Kadis, pegawai pengawas dan ajudan udah kayak preman semua,” tambah PJ.

Sebelum pengeroyokan, PJ sempat bertanya kepada D, yang dibalas dengan pernyataan, “Saya Ajudan dia,” kata D dengan arogan.

Kejadian ini mencerminkan resistensi pihak PUPR terhadap fungsi kontrol sosial oleh masyarakat dan pers.

G juga sangat menyesalkan prilaku D meski kedatangannya sudah menjunjung tinggi etika jurnalis, namun disambut dengan sangat tidak menyenangkan.”Saya datang baik-baik kok, sebelum diizinkan masuk saya enggak masuk saya tunggu di Parkiran, dia enggak punya etika manggil atasannya berkali-kali nyuruh rapat sedangkan dia hanya seorang supir ngaku-ngaku ajudan,” tutur G.

Bahkan menurut G, Kabid irigasi ini mengaku bahwa dirinya diminta
oleh D untuk membatasi komunikasi dengan wartawan dan LSM.”Maaf ya bang kalau abang hubungi saya, sayanya slow respon, saya bingung bang, Diki melarang saya untuk tidak dekat-dekat dengan Wartawan dan LSM nanti dimanfaatin katanya”, ungkap Kabid Irigasi menirukan pembicaraan D.

(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *