Bogor.swaradesaku.com.Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Bogor tidak menganggarkan atribut (baju) Kepala Desa (Kades) Terpilih. Apakah betul? Jangan -jangan ini pungli, karena Kades terpilih dipungut 3 juta rupiah oleh DPMD sebelum pelantikan?
Pertanyaan bernada komplen tersebut dilontarkan oleh seorang Kades Terpilih yang keberatan disebutkan namanya dengan maksud disampaikan kepada pihak terkait karena dirinya menduga ini merupakan pungutan liar.
“Saya menduga jangan -jangan ini merupakan pungutan liar yang harus disikapi, karena sekitar 200 juta rupiah Pilkades dianggarkan dari Pemda, kenapa pelantikan Pilkades yang hanya 3 juta rupiah kok tidak masuk dalam anggaran Pemda,” ungkap sumber tersebut.
Kasi Pemerintahan Desa DPMD, Jamal mengatakan Pemda tidak menganggarkan dana atribut Kepala Desa.
“Pemda tidak menganggarkan dana atribut Kepala Desa. Emang betul dipungut senilai 3 juta rupiah untuk biaya atribut dari ujung kaki hingga ujung kepala, tapi tidak ada paksaan karena boleh menjahit sendiri, dan sudah dimusyawarahkan di tingkat Panitia Pelantikan Kades Terpilih, pembayarannyapun dilakukan langsung dari Kepala Desa ke Penjahit. Adapun pembayaran melalui DPMD sifatnya titipan untuk diserahkan ke penjahit, karena kebetulan DPMD memfasilitasi tempat agar tukang jahit tidak harus mendatangi masing-masing Kades Terpilih,” ungkap Jamal di ruang kerjanya lantai 2 gedung DPMD Pemda Kabupaten Bogor, Senin (16/12).
“Mungkin Kades tersebut tidak hadir atau terlambat hadir saat sosialisasi. Tapi gini aja, jikapun Kades keberatan dari dana pribadi dengan nilai 3 juta rupiah tersebut, sebetulnya bisa dibebankan ke APBDes 2020, anggap saja 3 juta rupiah ini sebagai dana talangan,” tambah Jamal memberikan solusi.
Di ruang terpisah, Enoh selaku Penjahit membenarkan bahwa pungutan 3 juta diterimanya, namun tidak langsung dari tangan Kades terpilih melainkan dari Staff Kasi Pemdes yang mengkoordinir pencatatannya.
“Betul pungutan 3 juta saya terima, namun tidak langsung dari tangan Kades terpilih melainkan dari bu Irma (Staff Kasi Pemdes-Red) yang mengkoordinir pencatatannya. Itupun dari 190 orang Kades yang menjahit belum semua lunas,” ungkap Enoh ditemui di aula DPMD.
Enoh merupakan putra pak Enem Junaedi, penjahit asal Ciomas yang turun temurun dipercaya sebagai penjahit langganan DPMD.
Dari 222 Kades yang akan dilantik 18 Desember 2019 terdapat inkamben yang tidak menjahit baju karena sudah memilikinya dan ada juga yang menjahit sendiri, dan hanya 190 Kades yang menjahit di Enoh.
(DidiS & Team)