• Sel. Sep 16th, 2025

Cirebon.swaradesaku.com. Ramainya pemberitaan tentang kondisi memprihatinkan yang dialami Tasmi, nenek sebatang kara asal Desa Japurabakti, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, ternyata belum sepenuhnya mendapat perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten Cirebon, khususnya Dinas Sosial (Dinsos). (Selasa, 16/9/2025)

Meski tim dari Dinsos sempat mengunjungi kediaman Tasmi yang tinggal di samping kandang kambing milik warga, kunjungan tersebut dinilai hanya sebatas formalitas tanpa langkah nyata.

Kesan ini muncul karena tim Dinsos hanya melakukan pendataan tanpa memberikan kejelasan mengenai tindak lanjut yang akan dilakukan untuk membantu Tasmi. Ketika awak media berusaha meminta keterangan lebih lanjut terkait penanganan kasus ini, tim Dinsos enggan memberikan jawaban.

Sikap tersebut menimbulkan kesan bahwa kunjungan itu hanya untuk menggugurkan kewajiban, setelah kisah Tasmi mendapat sorotan dan apresiasi dari berbagai kalangan masyarakat.

Padahal, dalam kasus seperti ini, peran Dinsos sangat vital untuk memastikan keberlangsungan hidup warga miskin, terutama lansia sebatang kara seperti Tasmi.

Saat dikonfirmasi, Kepala Dinsos Kabupaten Cirebon, Hafidz Iswahyudi, hanya memberikan keterangan singkat. “Akan dikoordinasikan dengan camat dan kuwu. Akan diusulkan yang bersangkutan untuk dapat bansos,” ujarnya singkat.

Ternyataan singkat dan minim kejelasan ini justru menambah keraguan publik terhadap keseriusan Pemerintah Daerah, khususnya Dinsos Kabupaten Cirebon, dalam menangani persoalan sosial yang menimpa warga miskin dan rentan di wilayah tersebut.

Kondisi Memprihatinkan Nenek Tasmi

Sebelumnya, pada Senin (15/9/2025), terungkap kondisi memprihatinkan yang dialami Tasmi, seorang nenek yang hidup sendiri di Dusun 03 RT 04/RW 05 Desa Japurabakti, Kecamatan Astanajapura.

Nenek tersebut diketahui tinggal di komplek kandang kambing yang sangat jauh dari layak huni.

Tri Sutrisno, S.H., Ketua Komunitas Sosial PNI Group yang aktif mengawal persoalan sosial di Japurabakti, menyoroti kondisi tersebut dengan penuh keprihatinan. “Ini sangat tidak layak. Seorang nenek harus tinggal di kandang kambing, mengandalkan belas kasih warga untuk sekadar makan setiap harinya. Saya mendorong pihak desa maupun pemerintah daerah agar segera turun tangan,” tegas Tri Sutrisno.

dengan kejadian nyata ini , instansi terkait, khususnya Dinsos Kabupaten Cirebon. Meskipun kunjungan dilakukan, respons yang terkesan lambat dan minim transparansi menimbulkan kekhawatiran tentang efektivitas bantuan sosial yang disalurkan.

Penting bagi Dinsos dan Pemerintah Daerah untuk membuktikan komitmen mereka dengan langkah konkret, bukan hanya seremonial. Masyarakat berhak mendapatkan kepastian bahwa kasus seperti Nenek Tasmi tidak hanya berhenti sebagai cerita pilu, melainkan diikuti dengan program perlindungan sosial yang nyata dan berkelanjutan.

Penguatan koordinasi antar lembaga serta komunikasi terbuka kepada publik dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat sekaligus memastikan bahwa warga rentan seperti Tasmi mendapatkan hak dan perlindungan yang layak.

( Ade Falah )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *