• Sel. Jul 1st, 2025

Dalam Rangka Tahun Baru Islam 1443 H Serta HUT RI Ke 76 BPPKB PAC Ciseeng Bersatu Dan Ranting Desa Kuripan Salurkan Bantuan Yatim Dan Duafa

Bogor.swaradesaku.com.Rasa cinta dan kasih kepada anak yatim dan lansia tak mampu telah mengetuk hati paling dalam pengurus Ormas BPPKB Banten PAC Ciseeng Bersatu dan BPPKB Banten Ranting Desa Kuripan untuk saling berbagi.

Jumat, 13 Agustus 2021, ba’da Shalat Jum’at Ketua BPPKB Banten PAC Ciseeng Mulyadi Tato, bersama Waka I Dede. S, Waka II Doni Rahman, Waka III Aril, Humas Dedi, bersama Yeni, Jamilah dan Ria hadir di Sekretariat BPPKB Banten Ranting Desa Kuripan disambut oleh Ketua Ghondil, Penasehat: Undan. M, Ajat Sudrajat, Sekjen Jaja. M/Kopral, Bendahara I Silay, Bendahara II Didi Pry, Waka I Imet, Waka II Beni, Waka III Alay, Humas: Tomik, Alfian, Enjar, Satgas: Imong, Acong, Irwan.

Mereka menyadari saat ini penyebaran virus Covid-19 telah berlangsung selama 2 tahun, membuat penderitaan panjang bagi masyarakat luas, terutama di wilayah Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor. Tidak sedikit masyarakat menjadi pengangguran, hidup semakin sulit, tidak sedikit pula para anak yatim serta kaum lansia/jompo hidup dalam kesulitan.

Ketua BPPKB Banten PAC Kecamatan Ciseeng Mulyadi Tato dengan didampingi para pengurus tingkat Ranting Desa Kuripan Ghondil dan kawan kawan secara door to door menyalurkan 80 paket sembako kepada anak yatim serta kaum duafa.

Penyaluran bantuan sembako oleh jajaran pengurus BPPKB Banten PAC Ciseeng Bersatu dan BPPKB Banten Ranting Desa Kuripan selain untuk para anak yatim dan jompo/duafa, sekaligus menyambut dan memperingati HUT Republik Indonesia yang ke 76..

Mulyadi Tato saat ditemui awak media yang turut hadir dalam penyaluran tali kasih kepada sesama ummat muslim tersebut menyatakan dengan singkat: “Apa yang kami lakukan sekadar memberikan motivasi kepada ormas-ormas yang ada di wilayah Kecamatan Ciseeng, agar ingat akan kehidupan para anak yatim dan jompo. Anak yatim merupakan anak kita juga, mereka telah ditinggal ayahnya disaat masih mereka sangat membutuhkan kasih sayang dan perhatian sang ayah. Kita dapat membayangkan, betapa sedih mereka karena harus berpisah dengan ayahnya yang kembali ke hariban Allah SWT. Apalagi dimasa pandemi Covid-19 yang membuat mereka kian menderita.”

(Agus Konita)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *