Pandeglang.swaradesaku.com.Tugu Peristiwa Tjibaliung ( Cibaliung ) berada di Kampung Dahu Satu Desa Cihanjuang Kecamatan Cibaling Kabupaten Pandeglang, menjadi saksi bisu kekejaman gerombolan Laskar Bambu Runcing (BR) terhadap pejabat penting seperti Wakil Residen Banten, Ahmad Fhatoni, Kepala Polisi Wilayah (Kapolwil) Keresidenan Banten, Komisaris Tingkat I Joesoef Martadilaga dan Kapten TNI, Moehtar Tresna.
Pada tahun 1949 gerombolan laskar BR pengikut Tan Malaka dipimpin Khaerul Shaleh masuk ke Banten Selatan melewati jalur Malimping dan berakhir di Tjibaliung menguasai secara administratif berbentuk kewedanaan.
Untuk melakukan pengamanan wilayah dari gangguan keamanan laskar BR, diperintahkan oleh Presiden Soekarno Wakil Residen Banten Ahmad Fathoni, Kapolwil Banten Komisaris Tingkat I Joesoef Martadilaga dan Kapten TNI Moehtar Tresna. Namun sebelum sampai ke Tjibaliung di daerah Cikeusik tertangkap dan di tahan di Tjibaliung yang pada akhirnya dieksekusi di tempat dimana Tugu Peristiwa Tjibaliung sekarang berdiri di Kampung Dahu Satu.
Tiga hari setelah peristiwa pembunuhan jenazah Joesoef Martadilaga, Ahmad Fathoni, Moehtar Tresna, ditemukan pihak keluarga termasuk 10 anggota TNI dan Polri yang gugur.
Jenazah Joesoef dimakamkan di makam keluarga di Kampung Ciherang Kota Pandeglang, Ahmad Fathoni di Serang dan jenazah Moechtar Tresna di bawa ke Yogyakarta.
Untuk mengenang jasanya dalam peristiwa Tjibaliung ( Cibaliung ) 5 Oktober 1949 dibangun dan diresmikan 25 September 1971 oleh Kadapol VII Jawa Barat Brigjen Pol Soegih Soedibja, prasasti yang tertera mempunyai makna historis gugurnya para pahlawan.
Setiap tanggal 1 Juli HUT Bhayangkara jajaran Polres Pandeglang melakukan ziarah kubur di Taman Makam Pahlawan. ( Berbagai Sumber/BantenHits.com/Red)***
Editor : Yudhiestira Nugraha