
Sukabumi.swaradesaku.com.
Setelah 3 tahun lebih, yang hampir luput dari perhatian publik, begini nasib Ojit Abdul Majid (50), warga Desa Pondokkaso Tengah Kecamatan Cidahu Kabupaten Sukabumi korban terduga teroris dalam insiden Ciwanda Cilegon, sekitar pukul 12 siang hari Kamis, 21 Maret 2017 silam, saat disambangi di kediamannya, Kamis (2/4/20).
“Ini bisa lihat, terutama tangan kiri saya yang masih mengeluarkan cairan bening kadang nanah, kadang darah dan masih terasa ngilu, mungkin karena pengaruh adanya pen yang sudah 3 tahun belum dibuka,” keluh Ojit sambil menunjukan bekas luka lainnya atas permintaan awak media.
Miris melihat 11 bekas luka yang ditunjukan Ojit yaitu 1 luka di bagian dada, 1 di bagian tangan kanan, 1 di bagian leher belakang, 5 di bagian punggung dan 3 di bagian tangan kiri diantaranya satu luka yang tampak diperban karena masih mengeluarkan cairan.

“Saya masih ingat berul kejadian saat itu, terjadi penembakan yang menewaskan Nanang Kosim dan kemudian pemeriksaan begitu detail terhadap saya, lalu saya diobati dan dinyatakan tidak bersalah, disusul dengan permohonan maaf dari aparat serta berjanji akan bertanggung jawab hingga saya sembuh kembali seperti sediakala, namun nyatanya proses pengobatan hanya setengah jalan dan saat ini pen yang ada di tangan saya belum dikeluarkan karena saya tidak sanggup harus menanggung biaya sendiri,” ungkap Ojit.
“Sekarang saya pasrah dengan kebijakan pihak berwajib, tinggal saya sangat berharap dari pihak pemerintah kabupaten Sukabumi agar kiranya saya mendapat Kartu Indonesia Sehat (KIS-Red) agar dapat berobat lebih lanjut termasuk melepaskan pen di tangan kiri saya karena sudah lama dokter bilang saat itu sudah bisa dilepas. Intinya saya hanya ingin kembali sehat agar dapat beraktivitas seperti biasa,” harap warga yang berdomisili di Desa Pondok Kaso Tengah namun masih berKTP Desa Jayabakti Kecamatan Cidahu tersebut.
Ojit menambahkan, saat ini dirinya lebih banyak diam di rumah, sedangkan yang mencari nafkah adalah istrinya sebagai buruh pabrik di Pt ASM (Aneka Sumber Makmur-Red) dengan 3 anak, dimana 2 orang anak masih menjadi beban tanggungannya yaitu satu laki – laki baru lulus sekolah dan satu lagi perempuan masih duduk di bangku SMA.
Terkait pekerjaan yang waktu itu sebagai Security di PT Basomas Sugiharto Pasific pemilik lisensi Ben Air yang tidak jauh dari kediamannya tersebut, Ojit mengaku tidak ada kejelasan layaknya karyawan yang sejak tahun 2001 bekerja mengabdikan diri.
“Sejak musibah tersebut, berulang kali saya mempertanyakan status saya kepada pihak Ben Air, namun tidak ada kejelasan dan sepertinya perusahaan tidak peduli karena pada saat saya sakit tidak berdaya akibat musibah tersebut. Pihak perusahaan menganggap saya mengundurkan diri, sehingga sejak Juni 2017 tidak lagi mengeluarkan gaji saya dan menganggapnya telah mengeluarkan atau memPHK saya,” ungkapnya.
Anehnya, masih menurut Oji, perusahaan tega melakulan PHK secara sepihak, tanpa pesangon ataupun tunjangan lainnya layaknya diatur dalam hukum ketenaga kerjaan; “Tanpa adanya surat resmi dari saya, perusahaan tega menganggap saya mengundurkan diri tanpa pesangon ataupun packlaring, alasannya karena saya tidak ada keterangan dengan memberikan surat keterangan dari dokter. Masalahnya saya tidak pernah mendapat surat apapun dari dokter karena setiap proses selalu dikawal aparat dan surat apapun termasuk hasil pemeriksaan selalu diambil oleh aparat tersebut. Saya tidak punya surat apapun kecuali Kartu Fasien dari RS Buni Asih,” keluh Ojit seraya menunjukan kartu fasien Rd Buni Asih yang tercatat atas nama Ojid Abdul Majid.

“Harapan saya, Pemkab Sukabumi melalui Dinas Ketenagakerjaan mau turun tangan membantu saya untuk mendapatkan keadilan dari pihak perusahaan, karena kalau saya yang bicara, pihak perusahaan tidak mau tahu atas keadilan ini yang saya rasakan dari perusahaan tidak ada. Saya tidak tahu lagi harus bagaimana selain merasakan keadilan bagi saya hingga kini belum ada dari pihak perusahaan,” ungkap Ojit seolah menyesali musibah yang menimpa dirinya ibarat terjatuh dari pohon lalu terhimpit tangga lantas digigit monyet pula.
Mengenai kronologis atau ceritanya bagaimana, Ojit mengatakan dapat dibuka di google atau youtube dengan cara mengetik PENANGKAPAN TERDUGA TERORIS, maka berita yang tampil hampir semuanya atas kejadian yang menimpa dirinya saat itu bersama Nanang Kosim, sang terduga teroris sebenarnya, yang meninggal di tempat.
(Rusdi /didiS)