Cirebon.swaradesaku.com. Rencana kedatangan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, ke Desa Pasuruan, Kecamatan Pabedilan, Kabupaten Cirebon, disambut aksi warga berupa pemasangan spanduk bernada sindiran.
Spanduk bertuliskan “Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, bukan Bapa aing tapi Bapa Tiri. Jalan Cirebon Timur Rusak Parah, Pak,” menjadi simbol kekecewaan masyarakat atas kondisi infrastruktur jalan yang rusak parah dan dinilai kurang mendapat perhatian pemerintah provinsi.
Kekecewaan itu semakin memuncak karena saat menghadiri peringatan Hari Jadi Kabupaten Cirebon beberapa waktu lalu, Gubernur Dedi Mulyadi tidak menyambangi wilayah Cirebon Timur, padahal saat itu wilayah tersebut terdampak banjir dan longsor.
Tokoh masyarakat Cirebon Timur, Raden Hamzaiya, menilai kedatangan gubernur yang dijadwalkan besok merupakan momentum penting untuk menyuarakan tuntutan warga. “Kami sangat berharap kehadiran beliau membawa dampak positif, khususnya dalam percepatan perbaikan infrastruktur jalan,” ujarnya, Selasa (6/5/2025).
Ia menjelaskan, kerusakan jalan kabupaten berdampak besar terhadap aktivitas harian masyarakat dan rawan menyebabkan kecelakaan. “Berbagai aksi sudah kami lakukan agar pemerintah segera turun tangan. Bahkan hari ini, setelah mendengar kabar akan ada kunjungan Gubernur, warga langsung memasang spanduk sebagai bentuk protes,” tambahnya.
Selain pemasangan spanduk, masyarakat juga akan menggelar aksi lanjutan pada Kamis (8/5/2025). Aksi ini diprakarsai oleh komunitas MCTM Jilid II yang diketuai Herlan Widiarto.
“Alhamdulillah, semangat teman-teman sangat tinggi. Kami sudah melakukan konsolidasi dan siap turun ke jalan,” kata Herlan.
Ia menegaskan, aksi ini murni inisiatif masyarakat untuk mendesak Pemerintah Daerah segera memperbaiki jalan yang rusak parah. “Jalan rusak harus segera diperbaiki agar aktivitas warga lebih nyaman. Tagline kami: ‘Jalan Burak, Ekonomi Mangkrak’,” tegasnya.
Aksi Jilid II ini akan dipusatkan di sekitar Kecamatan Lemahabang dan diisi dengan berbagai kegiatan penyampaian aspirasi. “Kerusakan jalan tidak hanya terjadi di jalur utama, tapi juga menjalar ke pelosok Desa. Ini menjadi peringatan serius bagi para pemangku kebijakan agar tidak menunda-nunda lagi perbaikan infrastruktur di Cirebon Timur,” pungkas Herlan.
(Ade Falah)