• Sel. Jul 1st, 2025

Terbongkar, Perangkat Desa Rahayu Diduga Sunat BLT DD

Byredaksiswaradesaku

Sep 29, 2021

Pandeglang.swaradesaku.com.Terbongkar sudah, perangkat Desa Rahayu Kecamatan Patia Kabupaten Pandeglang Banten, diduga telah malakukan ‘sunatan masal’ terhadap BLT DD Tahap 3 untuk bulan ke 3, 4, 5 yang dilakukan di rumah keluarga penerima manfa’at (KPM) setelah selesai penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) di kantor desa.

Beberapa warga Desa Rahayu yang enggan disebutkan namanya, sama dan senada mengatakan : “Pembagian BLT DD Tahap 3 bulan ke  3, 4 dan 5 dilakukan di kantor Desa, berjumlah sebesar 900 ribu rupiah dengan dilakukan pemotretan untuk dokumentasi atau bukti bahwa KPM sudah menerimanya. Namun ketika mereka tiba di rumah, aparatur desa datang dan meminta pemotongan 150 ribu kepada tiap KPM, sehingga saya dan yang lain hanya menerima 750 ribu rupiah. Sama halnya waktu tahap 1 dan 2, yaitu bulan ke 1 dan 2, di kantor desa, saya dikasih 300 ribu, dan sama ketika sudah sampai di rumah, perangkat desa tersebut tiba dan mengambil 50 ribu, sehingga saya hanya menerima  250 ribu rupiah pernah tahapnya,” ucap KPM yang masing-masing meminta tidak ditulis namanya.

Di tempat lain, Siti Anisah alias Enok selakuĀ  Pelayanan Desa Rahayu ketika dipintai keterangan oleh swaradesaku mengatakan : “Kalau mau menanyakan terkait BLT DD, jangan ke saya, karena takut salah bicara, lebih baik ke Sekdes saja, dikarenakan saya mah cuma bawahan, adapun sebagai bawahan gimanapun, tanggung jawab atasan,” ucapnya, terkesan berbelit berusaha menutupi.

Terpisah Oman selaku Sekdes, tidak ada di tempat ketika hendak dikonfirmasi di kantornya. Dihubungi dengan panggilan Whatsap, tidak diangkat, kemudian dichat WA, barulah Sekdes membalas dengan hanya mengatakan posisinya lagi jauh di luar dan tidak bisa ditemui.

“Yang membagikan siapa, yang  motong siapa, yang dipenjara siapa, mau di ramaikan atau tidak, itu hak kamu, ada keluarga kamu juga, yaitu tinggal mecatin aja ganti yang baru,” ungkap Sarmin selaku Kepala Desa Rahayu,
Senin (27/9/2021).

“Kesempatan untuk ganti yang baru, saya tidak perlu repot-repot, lagian kebanyakan kerjanya juga tidak aktif, hanya makan gajih buta, dalam hal ini saya tidak bisa mencegah, tinggal hitung aja, semuanya 5 bulan kali 50 rupiah dikalikan lagi 30 KPM,” imbuh Sarmin, tanpa beban.

Juhadi/Tim

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *