Sukabumi.swaradesaku.com.Pemuda menyimpan potensi besar untuk memimpin pembangunan di wilayah Desa. Mereka dapat menjadi kunci keberlanjutan pembangunan dengan pemikiran-pemikiran Zaman Now.
Aktivitas pemuda saat ini, sangat dekat dengan kecepatan informasi dan perkembangan teknologi. Hal tersebut diyakini menjadi modal besar bagi para pemuda untuk tidak lagi cuek-cuek bebek terhadap pembangunan di Desa.
Potensi-potensi dan semangat peran pemuda itu terlihat dalam rapat kepemudaan di lingkungan RT 17/007, Desa makasari, Kecamatan Kalapanunggal,Kabupaten Sukabumi Jawa barat. Selasa, (21/7/2020) malam.
Dalam rapat yang dimulai pukul 20.00 sampai dengan 22.00 WIB itu, ketua pemuda RT 17 yang belum lama terpilih, Fitra membahas beberapa agenda kepemudaan, seperti; menyusun struktur kepengurusan, dan kegiatan pemuda kedepannya.
“Terima kasih pak RT sudah menyempatkan hadir, dan juga pemuda dilingkungan RT 17. Selain silaturahmi, sekaligus membahas beberapa rencana kepemudaan kedepannya,” kata Fitra.
Dalam rapat yang diadakan diteras halaman rumahnya tersebut, Turut dihadiri ketua RT 17 Yusup, dan puluhan warga/pemuda di dilingkungan setempat.
“Intinya silaturahmi dan membahas kegiatan pemuda, tentunya ini harus dibicarakan dengan semuanya,” ujarnya.
Sementara itu, ketua RT 17 Yusup menyambut baik, dan mendukung sepenuhnya rencana kegiatan para pemuda di wilayahnya itu. Bahkan dirinya siap membantu demi kemajuan bersama.
“Insya Allah saya selaku RT siap mensupport kegiatan pemuda, khususnya di RT 17, umumnya di kedusunan,” ujar Yusup.
Dalam rapat silaturahmi itu pun, Ucup panggilan akrabnya meminta kepada warga para pemuda untuk terlibat dalam kegiatan kerja bakti, dan membantu kegiatan-kegiatan lainnya.
Dirinya juga mengajak kepada warga pemuda untuk ikut mensukseskan kegiatan di RT 19, yang dalam waktu dekat akan mengadakan event motor cross dalam rangka hari ulang tahun republik Indonesia.
“Mari kita sama-sama bantu dan mensukseskan acaranya, khusus untuk acara HUT RI di RT 17 mudah-mudahan bisa diadakan, itu semua nanti akan dibicarakan terlebih dahulu,” pungkasnya.
Acara pun ditutup dengan makan bersama atau warga biasa menyebutnya ‘ngaliwet”.
(Andi Java)