Bogor.swaradesaku.com
Saya tetap komitment sesuai dengan janji politik saya waktu kampanye Pilkades untuk mengutamakan bidang sosial dan bidang pelayanan sebagai prioritas utama dengan tujuan agar menyentuh langsung terhadap kepentingan masyarakat yang harus dikedepankan.
Hal tersebut dikatakan Gofur Atmaja menjawab pertanyaan Pewarta kami tentang program unggulan dan rencana 100 hari kerja Kades Cipeucang Kecamatan Cileungsi Bogor, di ruang kerjanya, Kamis (6/2/20).
Santunan kepada anak yatim yang akan diberikan setiap bulan Muharam atau menjelang Idul Fitri atau Bulan Puasa, merupakan program rutin yang akan dilakukan setiap tahun. Namun melihat anggarannya, baru bisa sekali dan belum bisa dua kali setiap tahun, dan waktunya belum ditetapkan apakah setiap bulan Muharam atau menjelang Idul Fitri.
Pelaksanaannya saat ini menurut Gofur sedang proses pendaftaran oleh lembaga dan baru sekitar 150 anak Yatim yang daftarnya sudah diterima pihak desa melalui Kaur Kesra.
Program lain dari Gofur adalah Jumat Keliling (Jumling) sekaligus menyerahkan bantuan untuk Mesjid; “Bantuan untuk kemakmuran mesjid, juga merupakan program unggulan yang akan diserahkan melalui DKM pada setiap Jumling yang menjadi agenda kerja saya sesuai dengan janji politik. Adapun nominalnya yang dapat dialokasikan dari APBDesa sebesar 750 ribu rupiah per mesjid,” ungkap Gofur.
Kematian warga juga menjadi program Gofur yang akan diserahkannya melalui Kepala Dusun (Kadus) dan dari Kadus akan didistribusikan kepada lembaga RT yang berada di bawah dusunnya; “Santunan kematian berupa 1 paket kain kafan yang akan dikoordinasikan ke lembaga RT oleh Kadus”.
Dalam 100 hari kerja, menurut Gofur yang sudah dimulai adalah pembenahan Perangkat Desa, karena pelayanan tidak akan maksimal apabila perangkatnya tidak siap untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan Tupoksinya ditambah peningkatan kualitas kerja terutama pelayanan kepada masyarakat yang memang dituntut harus cepat dan tepat.
“Guna menunjang kecepatan pelayanan, maka prosedurnya harus lebih sederhana dan lebih mudah. Salah satu contoh pembuatan surat pengantar KTP, info awal bisa memanfaatkan Android melalui eMail dari Ketua RW agar bisa diproses sehingga apabila yang bersangkutan datang ke desa, surat pengantar tersebut sudah jadi dan bisa langsung diambil, tidak harus menunggu lama di desa. Hal ini salah satunya yang akan dijadikan SOP bagi staff desa bagian pelayanan administrasi umum,” jelasnya.
Dengan demikian, lanjut Gofur Ketua RW yang memikiki rutinitas harianpun seharusnya dapat melakukan pelayanan karena HP berada di genggamannya. Tidak ada alasan pula bagi masyarakat melalui Ketua RT untuk tidak memberitahukan kepada Ketua RW. Kalaupun terpaksa, maka pihak desa yang akan memberitahukan kepada Ketua RW tersebut melalui androidnya. Itulah salah satu contoh bentuk peningkatan pelayanan yang dapat dilaksanakan dengan menggunakan seluler.
Hanya saja, lanjut Gofur, dirinya belum yakin bahwa semua ketua RW bisa menggunakan Android apalagi komunikasi melalui email. Harus melalui eMail, agar gambar tidak pecah atau ngebloor pada saat diprint di desa. Namun demikian dirinya yakin perlahan mudah-mudahan para Ketua RW dapat menyesuaikannya, karena HP merupakan tuntutan jaman yang sudah dimulai dimana semua akan menjadi serba digital.
Rencana dalam waktu dekat, jika tidak ada halangan awal minggu depan, segera HP akan dibagikan kepada Ketua RW yang saat ini sudah tersedia dibelikan oleh pejabat sementara (Pjs) Kepala Desa dari Banprov 2019.
“Melalui media ini saya mengingatkan bahwa apabila Ketua RW berhenti, maka HP harus dikembalikan secara utuh dan sehat bisa dioperasikan, apabila ternyata rusak maka harus diperbaiki dulu oleh Ketua RW karena perawatan dan biayanya menjadi tanggungjawab Ketua RW yang memegang HP tersebut. Adapun banyuan quota hanya diberikan sekali pada awal penyerahan HP, dan quota selanjutnya menjadi tanggungjawab Ketua RW bersangkutan,” pungkasnya.
(Didi S.)