Bogor.swaradesaku.com.Tak adanya jembatan penghubung antara dua Desa membuat warga memilih menggunakan jembatan jalur air milik Perusahaan Listrik Tenaga Air (PLTA) Karacak yang dibangun sejak zaman Belanda.
Meskipun takut, warga terpaksa melintasi jembatan ini.
Jembatan PLTA Karacak bukan jembatan umum, melainkan jalur air menuju turbin PLTA Karacak.
Jembatan zaman Belanda itu sudah puluhan tahun digunakan warga Desa Cibitungwetan ataupun Desa Karyasari, Kecamatan Leuwiliang.
Penggunaan jalur air menjadi jembatan umum diakibatkan tidak adanya jembatan penghubung antara dua Desa.
Adapun akses jalan raya yang dilalui harus memutar puluhan kilometer.
Sehingga akses jembatan Karacak ini merupakan jalur alternatif yang banyak dipilih warga.
Jembatan tersebut bukan akses umum, warga yang akan melintasi Jembatan Karacak dengan menggunakan sepeda motor harus bergantian. Sebab jembatan dengan lebar 70 cm dan panjang 50 meter hanya bisa dilalui satu sepeda motor saja, Itu pun harus pelan-pelan karena bisa terjatuh ke Kali Cianten setinggi 40 meter.
Salah seorang warga ketika ditemui mengatakan,kami berharap Pemerintah Daerah (Pemda) membangun jembatan penghubung antara dua Desa tersebut.
Sebab jembatan yang selama ini digunakan warga merupakan milik PLTA Karacak.
saat ini kondisi Jembatan Karacak tidak layak digunakan karena bukan akses umum.
Pemerintah Desa sudah mengajukan pembangunan jembatan gantung lewat Musrenbang Kecamatan dan diusulkan ke Pemerintah Kabupaten Bogor.
Namun semua yang diajukan hingga kini belum juga terealisasikan. “Kami harap pemda cepat tanggap dengan pembangunan jembatan demi kepentingan masyarakat, harapnya.(26/11/19).(Tommy D)