• Rab. Des 17th, 2025

Pemdes Tuk Karangsuwung Galakkan Program Ayam Petelur, Dorong Perekonomian dan Perkuat Akses Pangan Warga

Cirebon.swaradesaku.com. Pemerintah Desa (Pemdes) Tuk Karangsuwung, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon, terus menggencarkan program ketahanan pangan berbasis pemberdayaan ekonomi desa. Salah satu langkah konkret yang saat ini tengah dijalankan adalah pengembangan usaha ternak ayam petelur yang dinilai telah memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.

Program ayam petelur tersebut telah berjalan selama kurang lebih dua bulan dan menjadi salah satu tonggak penting dalam upaya meningkatkan taraf perekonomian warga sekaligus memperkuat akses pangan bergizi dengan harga terjangkau.

Kuwu Tuk Karangsuwung, Aziz Maulana, menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen penuh untuk menjaga keberlanjutan program ketahanan pangan yang kini mulai menunjukkan hasil positif.

“Kami terus berupaya agar program ketahanan pangan di bidang ayam petelur ini dapat berkembang secara berkelanjutan dan benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Tuk Karangsuwung,” ujar Aziz Maulana, Rabu (17/12/2025).

Saat ini, jumlah ayam petelur yang dikelola oleh pemerintah desa mencapai 600 ekor. Dari jumlah tersebut, produksi telur yang dihasilkan rata-rata mencapai sekitar 20 kilogram per hari. Capaian ini dinilai cukup signifikan mengingat program masih tergolong baru.

Lebih lanjut, Aziz menjelaskan bahwa hasil telur dari program desa dijual kepada masyarakat dengan harga lebih murah dibandingkan harga pasaran. Pemdes Tuk Karangsuwung menetapkan harga jual telur sebesar Rp26.000 per kilogram, sementara harga telur di pasaran wilayah Cirebon saat ini berada di kisaran Rp30.000 per kilogram atau lebih.

“Tujuan utama kami bukan sekadar menghasilkan telur, tetapi bagaimana masyarakat bisa mendapatkan telur dengan harga yang lebih terjangkau, sekaligus membantu meningkatkan perekonomian warga,” jelasnya.

Kebijakan harga yang lebih murah tersebut dinilai sangat membantu masyarakat, terutama keluarga berpenghasilan rendah, dalam memenuhi kebutuhan pangan bergizi sehari-hari. Program ini juga menjadi bukti nyata peran desa dalam menekan dampak fluktuasi harga kebutuhan pokok.

Meski demikian, Pemdes Tuk Karangsuwung menyadari bahwa jumlah produksi telur saat ini masih belum mampu mencukupi seluruh kebutuhan warga desa.

“Dengan jumlah ayam yang ada sekarang, produksi telur masih terbatas, sekitar 20 kilogram per hari. Jumlah tersebut tentu belum mencukupi kebutuhan seluruh warga,” ungkap Aziz.

Untuk itu, pemerintah desa telah menyiapkan langkah pengembangan lanjutan dengan rencana penambahan sebanyak 600 ekor ayam petelur. Infrastruktur kandang telah dipersiapkan sehingga proses penambahan populasi ayam dapat segera direalisasikan.

“Harapannya, dengan penambahan jumlah ayam, produksi telur akan meningkat dan semakin banyak warga yang bisa menikmati telur dengan harga di bawah pasaran,” tambahnya.

Tidak hanya berdampak pada ketersediaan pangan, program ayam petelur ini juga membuka peluang kerja bagi warga desa. Sejumlah masyarakat dilibatkan langsung dalam proses perawatan ayam, pengelolaan kandang, hingga distribusi hasil produksi telur. Hal ini secara tidak langsung membantu mengurangi angka pengangguran serta memberikan tambahan penghasilan bagi warga.

“Kami berharap program ini mendapat dukungan dari semua pihak agar bisa terus berkembang. Selain memenuhi kebutuhan pangan, program ini juga diharapkan menjadi sumber pendapatan bagi desa dan masyarakat,” tandas Aziz.

Lebih jauh, Aziz Maulana menegaskan bahwa Pemdes Tuk Karangsuwung tidak hanya berfokus pada satu sektor pembangunan semata. Program ayam petelur merupakan bagian dari strategi pembangunan desa secara menyeluruh.

“Pada prinsipnya, kami tidak hanya berfokus pada program ketahanan pangan saja. Ada berbagai progres pembangunan lain yang terus kami laksanakan demi mendorong pengembangan dan kesejahteraan masyarakat Tuk Karangsuwung,” pungkasnya.

Program ayam petelur ini menjadi salah satu contoh konkret bagaimana dana dan kebijakan desa dapat dikelola secara produktif, berkelanjutan, dan tepat sasaran, dengan tujuan utama meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa secara menyeluruh.

( Ade Falah )