Cirebon.swaradesaku.com. Desa Kubangkarang, Kecamatan Karangsembung, Kabupaten Cirebon, mengalami penurunan Dana Desa (DD) sebesar Rp 14 jutaan. Pada tahun 2025 sebesar Rp 995.678.000, berdasarkan Peraturan Bupati (Perbup) Nomor 56 Tahun 2024. Anggaran ini menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 1.010427.000 miliar .
Kuwu Kubangkarang, Euis Suprihatin, mengatakan bahwa Pemerintahan Desa fokus pada penggunaan DD untuk mendukung Peraturan Menteri Desa (Permendesa) Nomor 2 Tahun 2024, terutama untuk program ketahanan pangan di setiap Desa. Euis juga menegaskan bahwa meskipun terdapat penurunan DD secara keseluruhan, tidak semua Desa mengalami penurunan.
“Ada Desa yang naik, ada Desa yang turun. Namun ini adalah kebijakan dari Pemerintah Pusat, dan secara umum di Kecamatan Karangsembung memang ada penurunan,” ujar Euis, Rabu (19/2/25).
Ia menjelaskan bahwa penggunaan DD tahun ini difokuskan untuk ketahanan pangan tematik yang diwujudkan melalui pengembangan desa tematik. Setiap Desa harus mengalokasikan minimal 20 persen dari DD untuk program ini, dengan mempertimbangkan potensi dan karakteristik unik masing-masing Desa.
Euis juga menambahkan bahwa meskipun program ketahanan pangan sudah tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes), keberadaan Permendesa yang baru mengharuskan adanya perubahan mekanisme melalui APBDes Perubahan.
Pemdes Kubangkarang merencanakan untuk membangun lumbung padi sebagai bagian dari program ketahanan pangan. Lanjut Euis, pembangunan lumbung padi ini bertujuan memudahkan petani dalam menjual hasil panen mereka. “Program ketahanan pangan ini direncanakan untuk direalisasikan tahun ini, setelah melalui musyawarah dengan BPD dan Bumdes,” ujarnya, didampingi Sekretaris Desa (Sekdes) Dede Kurniawan.
Dede menjelaskan bahwa program ketahanan pangan menjadi salah satu prioritas utama demi kesejahteraan masyarakat. Bumdes akan menjadi pengelola program ini dan diharapkan dapat berkontribusi untuk menambah Pendapatan Asli Desa (PADes). “Dengan adanya lumbung padi, para petani akan lebih mudah menjual hasil panen mereka, dan ini dapat mengurangi peran tengkulak,” jelas Dede.
Lebih lanjut, Dede menyebutkan bahwa dalam program ini, para petani akan diberikan modal untuk bercocok tanam, dan hasilnya bisa dijual ke Bumdes. “Program ini akan menciptakan petani yang tangguh dan memberikan dampak positif bagi desa,” tambahnya.
Dede juga mengharapkan peran aktif masyarakat dalam mendukung pembangunan Desa dan sektor pertanian untuk mewujudkan program ketahanan pangan. “Mayoritas masyarakat di Desa ini adalah petani, maka program ketahanan pangan berupa lumbung padi sangat penting untuk membantu mereka,” pungkas Dede.
(Ade Falah)