• Rab. Jul 2nd, 2025

Pondok Pesantren Modern Al-Kanza Menggelar Acara Tasyakuran Setengah Windu

Lebak.swaradesaku.com. Pondok Pesantren Modern Al-Kanza yang terletak di Kampung Koeng, Desa Malabar, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, menggelar acara Tasyakuran Setengah Windu (4 Tahun) yang juga sekaligus memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dan melaksanakan Istighosah bersama. Acara yang digelar pada Minggu malam, 8 September 2024 ini dihadiri oleh ratusan santri dan masyarakat sekitar.

Acara tersebut dibuka dengan sambutan dari Kyai Ade Bujhaerimi, S.Pd.I, M.Pd, pimpinan Pondok Pesantren Modern Al-Kanza sekaligus Ketua Forum Silaturahmi Pondok Pesantren (FSPR) Kabupaten Lebak. Dalam sambutannya, Kyai Ade mengungkapkan rasa syukur atas perjalanan pondok pesantren yang telah mencapai setengah windu. Ia menekankan pentingnya menjaga amanah, merawat tradisi, dan merespon modernisasi dalam upaya mencetak generasi muda yang berlandaskan nilai-nilai Ahlussunnah wal Jama’ah. “Pondok pesantren ini dibangun atas dasar niat untuk mencetak generasi yang berakhlak dan berilmu, yang mampu menjawab tantangan zaman tanpa meninggalkan nilai-nilai tradisi yang kita warisi,” kata Kyai Ade.

Puncak acara ini diisi dengan ceramah dari Prof. Dr. KH. Wawan Wahyuddin, M.Pd, Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin Banten. Dalam ceramahnya, Prof. Wawan menekankan peran krusial pondok pesantren dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) melalui pendidikan yang berlandaskan pada ajaran Islam yang moderat dan inklusif. “Pesantren bukan hanya sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga benteng moral dan spiritual bagi bangsa ini. Melalui pendidikan yang benar, pesantren memiliki peran vital dalam membentengi NKRI dari berbagai ancaman yang dapat merusak moral dan spiritual bangsa,” tegasnya.

Lebih lanjut, Prof. Wawan menyoroti pentingnya respon pesantren terhadap modernisasi tanpa kehilangan identitasnya. “Pesantren harus tetap berpegang pada tradisi sambil merespons modernisasi secara bijak. Ini adalah kunci untuk menjaga relevansi pesantren di tengah perkembangan zaman,” ujarnya.

Setelah ceramah, acara dilanjutkan dengan pelaksanaan Istighosah yang dipimpin oleh Abah KH Tubagus Nu’man Kadzim, Mursyid Majlis Dzikir Qodiriyyah Wa Naqsyabandiyyah dari Kadu Bongkok, Menes, Pandeglang, Banten. Istighosah ini menjadi momen penting untuk memanjatkan doa bersama, memohon rahmat dan keberkahan dari Allah SWT, serta memohon perlindungan agar seluruh elemen masyarakat selalu dalam naungan-Nya.

Acara yang dimulai pukul 20.00 WIB (Ba’da Isya) ini berjalan dengan khidmat dan penuh makna. Selain menjadi ajang syukur atas pencapaian pondok pesantren, kegiatan ini juga memperkuat silaturahmi di antara masyarakat sekitar dan meneguhkan komitmen bersama dalam merawat dan menjaga tradisi Islam yang rahmatan lil ‘alamin.

Dengan tema “Menjaga Amanah, Merawat Tradisi, Merespon Modernisasi, Membentengi NKRI,” acara ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi seluruh pesantren di Indonesia untuk terus mengembangkan perannya dalam mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat secara spiritual dan moral.

(Aweng)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *