Cirebon.swaradesaku.com. Sekolah Luar Biasa (SLB) Bina Karya Kubangdeleg yang berada di Kecamatan Karangwareng, Kabupaten Cirebon, mendapatkan angin segar melalui bantuan revitalisasi senilai Rp1,5 miliar. Proyek ini resmi dimulai pada Senin (22/9/2025) dan disambut antusias oleh pihak sekolah serta masyarakat sekitar.

Sekolah ini selama bertahun-tahun menjalankan fungsinya dengan segala keterbatasan, baik dari segi infrastruktur maupun fasilitas penunjang pembelajaran. Dengan adanya bantuan tersebut, SLB Bina Karya kini memiliki harapan baru untuk memberikan layanan pendidikan yang lebih layak dan optimal bagi siswa berkebutuhan khusus.
Tokoh masyarakat setempat, Bais, mengungkapkan apresiasinya atas perhatian yang diberikan pemerintah terhadap SLB Bina Karya. “Kami sangat mengapresiasi adanya proyek revitalisasi ini. Karena bagaimana pun, ini merupakan sekolah berkebutuhan khusus yang sudah lama tidak tersentuh. Alhamdulillah sekarang mendapatkan perhatian dan bantuan nyata,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa anggaran sebesar Rp1,5 miliar harus dimanfaatkan sebaik mungkin, agar hasil revitalisasi bisa dirasakan dalam jangka panjang, khususnya bagi para siswa.“Dana yang cukup besar ini harus dimaksimalkan dalam proses pembangunannya, baik dari sisi kualitas material maupun desain bangunan. Karena ini menyangkut masa depan anak-anak kita yang berkebutuhan khusus,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan SLB Bina Karya, Lela, menyampaikan rasa syukur dan harapannya atas pembangunan ruang kelas baru dan fasilitas penunjang lainnya. Ia menyebut bahwa sekolah luar biasa memang memerlukan perlakuan khusus, termasuk dari sisi infrastruktur. “Kami sangat bersyukur atas perhatian dari pemerintah. SLB bukan hanya sekolah biasa, tapi sekolah yang memang didesain untuk anak-anak luar biasa. Karena itu, bangunan dan fasilitasnya juga harus menunjang kebutuhan mereka,” kata Lela.
Dengan bantuan ini, diharapkan SLB Bina Karya bisa menjadi sekolah rujukan yang memberikan pendidikan inklusif dan berkualitas bagi anak-anak berkebutuhan khusus di wilayah Kabupaten Cirebon dan sekitarnya.
Bantuan revitalisasi seperti ini adalah bentuk nyata komitmen pemerintah dalam mewujudkan pendidikan yang merata dan inklusif. Tidak semua sekolah memiliki daya tawar untuk mendapatkan perhatian, terutama SLB yang seringkali berada di pinggiran prioritas pembangunan.

SLB Bina Karya Kubangdeleg adalah contoh bagaimana komunitas, tokoh masyarakat, dan pengelola pendidikan dapat bersinergi untuk mendorong kemajuan pendidikan inklusif. Semoga revitalisasi ini bukan hanya membenahi fisik bangunan, tetapi juga menjadi awal dari transformasi mutu pembelajaran yang lebih berpihak pada kebutuhan siswa.
( Ade Falah )