• Sel. Jul 1st, 2025

Bogor.swaradesaku.com. Aksi demonstrasi puluhan warga Desa Pasir Muncang, Kecamatan Caringin, yang berlangsung dengan berakhir damai setelah perwakilan warga diterima dalam sesi audiensi oleh manajemen perusahaan PT Mega Lifesciences, melalui unit operasional lokalnya, PT Kutamet.

Dalam audiensi yang berlangsung tertutup namun kondusif itu, warga menyampaikan unek-unek terkait minimnya kontribusi perusahaan terhadap program sosial masyarakat. Salah satu isu utama adalah besaran bantuan kegiatan seperti Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) dan perayaan 17 Agustus, yang selama ini hanya sebesar Rp 200.000.( dua ratus ribu rupiah)

Febri Digita, Kepala Divisi HRD PT Mega Lifesciences, Indonesia menjelaskan, bahwa keterbatasan kontribusi selama ini dipengaruhi sejumlah faktor internal dan eksternal.

“Perlu diketahui, PT Kutamet saat ini merupakan bagian dari PT Mega, yang mengakuisisi operasional sejak 2019. Namun, pandemi COVID-19 sejak 2020 menghambat banyak agenda, termasuk pelaksanaan program TJSL. Di sisi lain, terjadi pergantian manajemen HRD hingga dua sampai tiga kali dalam masa transisi, yang turut memengaruhi komunikasi ke masyarakat,” jelas Febri.

Menurutnya, banyak miskomunikasi yang terjadi selama ini, baik dari sisi warga maupun perusahaan. Audiensi yang baru saja dilangsungkan menjadi momentum untuk saling meluruskan persepsi dan membangun pemahaman bersama ke depan.

“Saya pribadi merasa senang bisa mendengar langsung aspirasi warga. Ternyata memang banyak hal yang belum tersampaikan dengan baik. Ini jadi bahan evaluasi penting bagi kami di internal manajemen,” tambahnya.

Sebagai langkah konkret, perusahaan menyatakan komitmen untuk membangun jalur komunikasi yang lebih terstruktur dan intensif. Febri menyebutkan bahwa ia telah melakukan koordinasi awal dengan Kepala Desa dan para koordinator warga, guna memastikan jalur komunikasi berjalan sistematis dan berkesinambungan.

“Kami ingin melibatkan diri lebih aktif, tetapi tetap dengan mekanisme komunikasi melalui Kepala Desa Yudi wahyudin dan struktur Desa. Ini untuk menjaga ketertiban dan kesinambungan hubungan baik antara perusahaan dan masyarakat,” ujarnya.

Terkait teknis penyaluran bantuan, Febri mengakui bahwa selama ini belum ada koordinasi resmi dengan pihak Pemerintah Daerah.

“Memang belum ada mekanisme formal melalui Pemda. Ini akan menjadi bahan evaluasi kami dan akan kami benahi bersama stakeholder terkait,” ungkapnya.

Kepala Desa Pasir Muncang Yudi wahyudin menambahkan, bahwa perusahaan berkomitmen untuk memperbaiki sistem dan kesepakatan dalam distribusi program TJSL agar lebih transparan, adil, dan sesuai dengan kebutuhan warga.

“Sebelumnya bahwa perusahaan itu sudah ada kesepakatan 70 atau 40 persen untuk penerimaan karyawan akan tetapi sejak perusahaan itu berjalan bahkan sampai adanya pengurangan maka dalam hal ini, kami akan langsung melakukan audiensi dengan HRD agar dari warga setempat dapat di bantu secara skala prioritas”, demikian tuturnya.

Aksi warga yang berlangsung sejak pagi hingga siang hari ini pun berakhir tanpa insiden, dengan harapan pertemuan tersebut menjadi awal hubungan yang lebih harmonis antara perusahaan dan masyarakat Pasir Muncang.

( Usep)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *