Lebak.swaradesaku.com. Tempat penyimpanan padi atau yang lebih dikenal sebagai Leuit oleh masyarakat Suku Baduy bukan sekadar tempat penyimpanan hasil pangan, melainkan juga simbol kearifan lokal dan sumber ketahanan pangan. Leuit memiliki banyak fungsi yaitu sebagai tempat penyimpanan sekaligus pengawetan hasil panen, yang menggambarkan ciri khas tradisional masyarakat Suku Baduy Kabupaten Lebak.
Berbeda dengan lumbung padi dari suku-suku lain, Leuit menggambarkan harmoni kehidupan masyarakat Baduy yang terus memegang teguh falsafah hidup mereka.Tradisi ini menunjukkan bagaimana nilai-nilai kebersamaan dan keberlanjutan diwariskan dari generasi ke generasi. Leuit pun menjadi pembelajaran dari ketahanan budaya di tengah perkembangan zaman yang kian makin modern.
“Enya kan di Baduy mah Ari ges nikah teh kudu boga Huma sorangan jadi otomatis kudu boga Leuit Oge soalna setiap hasil ngahuma eta padina di simpen di leuit berati nu loba leitna eta ciri-ciri bisaen tani na alias makmur ( iyah kalau di Baduy mah yang sudah menikah harus punya ladang sendiri, jadi otomatis harus punya Leuit juga, soalnya setiap hasil berladang itu padinya disimpan dileuit, berarti yang banyak leuit na itu ciri ciri pintar bertani nya atau makmur).” Ujar Suna Hermawan warga asli Suku Baduy saat berbincang dengan Swara Desaku.com
Selain itu, Leuit mempunyai bermacam-macam ukuran, tergantung dari panen padi pemiliknya. Umumnya berukuran tinggi sekitar 3,5 meter, panjang 4 meter, dan lebar 2,5 meter dengan pintu terletak di bagian atas mirip dengan jendela.
Kapasitas tampung leuit dapat menyimpan hasil panen padi huma sekira 1.000 ikat atau berkisar 2,5-3 ton.
Leuit ini dibuat khusus untuk menyimpan padi huma, dan bangunannya dapat bertahan kurang lebih 50-100 tahun.
Diketahui, Suku adat Baduy sangat teguh dan kuat berpegang pada prinsip dan adat istiadat. Sehingga masyarakat sampai saat ini terus menjaga keseimbangan alam semesta.
Saat team Swara Desaku.Com berkunjung Pada bulan Desember ini ternyata masyarakat Suku Baduy sedang menikmati masa musim durian.
(Aweng)