Bogor.swaradesaku.com. Angin semilir tiada henti menyampaikan pesan kedamaian di kaki Gunung salak Kampung Maduhur Desa Sukajaya Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor.(25/09/23)

Di Desa Sukajaya terdapat perkebunan kopi,Kebun Kopi Abah Adoh namanya. Ada dua jenis kopi yang dikembangkan dikebun ini yaitu kopi robusta dan arabica. Ada perbedaan mendasar antara kopi robusta dan arabica, robusta memiliki ukuran yang lebih kecil dan berbentuk bulat, sedangkan arabica memiliki ukuran yang lebih besar dan berbentuk bulat lonjong. Dari segi rasa juga berbeda, kopi Arabica memiliki aroma yang lebih wangi sehingga membuatnya lebih mahal dari pada kopi robusta. namun peminat kedua kopi ini sama banyaknya sehingga ,baik robusta maupun arabica sama-sama berpotensi untuk dikembangkan.
Kopi arabica Bogor cukup banyak permintaannya, namun kapasitasnya belum memadai karena produksinya dari Kebun Kopi Abah Adoh yang seluas 3 hektare belum dapat memadai untuk dapat memenuhi pasar.
Dari sekian Petani yang tergabung dalam kelompok tani, hanya ia saja yang membudidayakan kopi.
Abah Adoh, selaku Petani memiliki cita-cita dalam 2-3 tahun kedepan,Mempunyai target untuk mengembangkan dan meningkatkan produksi Kopi di Kebunnnya.Dengan begitu, permintaan biji kopi berkualitas dapat terpenuhi.
Dalam segi budidaya dan produksi, Abah Adoh mengatakan tidak terlalu menemui hambatan. Hanya saja masih ada terbatas dalam pemodalan untuk pengembangan dan operasional di kebunnya. Diakuinya ia dan anak-anaknya memiliki cita-cita untuk menjadikan kebun ini menjadi kebun agro wisata pertama di desa sukajaya kecamatan tamansari kabupaten bogor.
Tanaman kopi yang dipangkas juga lebih banyak menghasilkan buah dalam bentuk cherry. Dalam hal ini, usia tanaman kopi yang dipangkas di atas 5 tahun sudah bisa menghasilkan 20 kilo gram cherry per tanaman dalam sekali panen, sedangkan bila tidak dipangkas hanya menghasilkan 10-15 kg cherry saja. Tetapi dari segi umur panen, memang tanaman kopi yang dipangkas umur panennya lebih lama ketimbang tanaman yang tidak dipangkas. Sehingga terdapat plus minus yang harus dipertimbangkan dalam pemangkasan ini karena mempengaruhi produksi dan kontinuitas hasil panen.
Selain kendala Penyertaan modal, kendala tekhnis seperti, hambatan lain yang dirasakan oleh Abah Adoh dalam memproduksi Kopi Bogor robusta adalah kendala cuaca yang tidak menentu. Abah Adoh masih mengandalkan sinar matahari untuk mengeringkan biji kopi. Saat ini dia belum mengetahui apakah menngunakan mesin pengering kopi akan mempengaruhi kualitas biji kopi mengingat biji kopi bersifat higroskopis alias menyerap bau-bauan. Sehingga saat ini masih mengandalkan pengeringan secara alami dengan sinar matahari.
Meskipun begitu, Abah Adoh tetap optimis akan perkembangan Kopi Bogor ini. Buktinya, meskipun berada di lokasi kaki gunung salak dan jauh dari kota , tidak lantas membuat Kopi Bogor kesulitan dalam pemasaran.
Ia di bantu istri dan ke 4 anak-anaknya dengan berbagai Peran dan tanggung jawab . Ada yang merawat kebun dan memproses buah Cerry hingga menjadi bubuk kopi hinga pengemasan,ada yang berperan menjadi penyaji kopi atau yang biasa disebut barista saat ada pameran workshop atau tamu yang datang ke kebun,dan ada juga yang berperan sebagai marketing produk kopi itu sendiri.
Selain itu rasa dari Kopi di kebun Abah Adoh Berbeda dan banyak dicari penikmat kopi.
“Alhamdulilah Banyak dari Pecinta Kopi mengaku bahwa kopi disini rasanya istimewa hingga banyak peminat kopi yang datang dan menjadi pelanggan”,Ujar Abah Adoh.
Sebagai refleksi hari tani nasional, Abah Adoh Mempunyai Mimpi ,Kelak Indonesia menjadi wilayah yang berswasembada pangan sesuai julukannya Negara agraris dengan mampu memenuhi kebutuhan pangan.
(Kontributor/Red)